Dapat Beasiswa

Cerita Tentang Beasiswa


Oleh: Zahid Zufar At Thaariq

Hari ini, tepatnya sekitar 28 April 2019, saya mendaftarkan diri untuk memperoleh beasiswa untuk kesekian kalinya. Saya terhitung sudah 4 kali mendaftar beasiswa dan semuanya gagal. Ini adalah kali ke 5 saya mendaftarkan diri untuk dapat beasiswa. Saya ingin meringankan beban orang tua saya, dimana ortu saya harus membiayai ketiga anaknya (saya dan adik-adik saya) untuk sekolah. Adik pertama saya juga mahasiswa seperti saya dan adik saya yang bungsu, masih kelas 2 SD. Tentu beban orang tua saya semakin bertambah.

Beasiswa pertama saya daftar ketika masih di bangku Sekolah Dasar. Sebenarnya itu bukan beasiswa, tapi saya anggap beasiswa, karena tantangannya adalah bisa lulus SD di kelas 5 (Akselerasi). Saya gagal karena persaingan modul yang tidak mencukupi (Saat itu tantangannya adalah bagaimana menyelesaikan modul sebanyak-banyaknya).

Beasiswa kedua, saat itu ada lowongan Beasiswa Unggulan di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk pembiayaan full kuliah. Saya pun berniat mendaftarkan diri. Namun, saat itu ternyata salah satu administrasi yang mereka minta adalah cakupan prestasi. Tentu saat itu saya tidak memilikinya dan akhirnya saya mengurungkan niat saya untuk mendaftar beasiswa tersebut.

Beasiswa ketiga saat itu diadakan oleh salah satu Bank Swasta di Indonesia. Waktu itu saya sedang berhegemoni karena menang salah satu lomba esai dan langsung percaya diri mendaftar beasiswa tersebut. Apalagi yang diminta oleh beasiswa tersebut adalah cakupan nilai IP kuliah. Pada saat keluar hasilnya, saya gagal lagi.

Beasiswa keempat saat itu saya semester 4 ada lowongan pembukaan beasiswa salah satu pabrik rokok yang ada di Indonesia. Saya diberikan informasi oleh rekan saya di salah satu universitas yang saya tempati. Namun, masalah ada pada administrasi. Pembuatan surat pernyataan aktif kuliah yang cenderung molor ditambah kelupaan saya akan adanya beasiswa tersebut, menjadikan saya akhirnya lupa mendaftar beasiswa tersebut.

Dan inilah kesempatan datang saat pertengahan semester 4 dan semester 5. Saya mendaftarkan diri pada beasiswa yang dibiayai oleh kampus sendiri dengan syarat ketika lolos, saya harus membuat PKM. Alhamdulillah kawan2. Saat saya sedang berada di bus wisata bali, saya diberitahu oleh teman-teman bahwa saya adalah salah satu mahasiswa yang lolos pada beasiswa tersebut. Sepulangnya dari Bali, saya langsung menemui orang tua dan mengatakan bahwa UKT saya akan dipotong 60%. Namun, mereka memilih untuk tetap membiayai kuliah saya dan saya diminta untuk memanfaatkan uang beasiswa saya secara betul agar kedepannya bermanfaat baik bagi diri sendiri maupun orang lain.

Dari sini, saya belajar tentang makna dari sebuah perjuangan. Mungkin bisa dibayangkan, saya yang sering dicap sebagai anak yang tidak bisa berkembang oleh teman-teman saya sewaktu Sekolah Menengah bisa memperoleh beasiswa. Walaupun ini masih tahap kampus, saya sangat mensyukurinya sebagai nikmat dari Allah yang diberikan. Nikmat yang mungkin jarang orang dapatkan di dunia yang fana' ini. Terlebih untuk teman-teman sekalian, kejarlah mimpi dan keinginan kalian. Tapi dikala berjuang, teruslah ingat kepada Tuhan yang selalu melindungi dan memberikan berbagai rahmat-Nya kepada kita. Salam....
   

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Wisuda Series #1

TEP JAYA!!!